logo sabloners.id

Apa Itu Sablon DTF? 

Apa Itu Sablon DTF? 

Sablon DTF atau Direct to Film adalah inovasi terbaru dalam dunia percetakan tekstil yang mulai menjadi primadona di industri fashion dan merchandise. Teknologi ini hadir sebagai solusi dari keterbatasan metode sablon tradisional seperti sablon plastisol, DTG (Direct to Garment), maupun sablon sublimasi. Artikel ini akan mengulas secara mendalam, teknis, dan komprehensif tentang apa itu sablon DTF, bagaimana proses kerjanya, keunggulannya, serta potensi bisnis yang luar biasa dari teknologi ini.

sablon kaos satuan terdekat di jakarta
tempat sablon baju terdekat dan murah

Apa Itu Sablon DTF (Direct to Film)?

Sablon DTF adalah metode mencetak desain pada media film khusus menggunakan tinta berbasis pigmen, kemudian mentransfernya ke permukaan kain menggunakan lem powder hot melt dan heat press. Proses ini memungkinkan pencetakan desain dengan detail tinggi, warna yang tajam, serta fleksibilitas luar biasa untuk berbagai jenis bahan kain—baik katun, polyester, canvas, hingga spandex. Metode ini menjadi sangat populer karena tidak memerlukan pre-treatment seperti halnya sablon DTG dan memiliki daya rekat tinta yang sangat baik bahkan pada bahan yang sulit disablon.

Proses Kerja Sablon DTF Secara Bertahap

Untuk memahami teknologi ini dengan baik, berikut adalah langkah-langkah teknis sablon DTF:

1. Desain Digital

Proses dimulai dari pembuatan desain grafis digital menggunakan software seperti Adobe Photoshop atau CorelDRAW. File desain sebaiknya berformat PNG dengan background transparan untuk hasil terbaik.

2. Pencetakan ke Film

Desain kemudian dicetak menggunakan printer DTF khusus yang menggunakan tinta pigment DTF CMYK + White Ink ke atas film PET (Polyethylene Terephthalate). Proses pencetakan ini biasanya terdiri dari dua lapisan: pertama tinta CMYK untuk warna, lalu tinta putih sebagai dasar.

3. Penaburan Powder Lem

Setelah desain tercetak di film, tahap berikutnya adalah penaburan bubuk lem hot melt di atas permukaan tinta basah. Powder ini akan menjadi media perekat antara desain dan kain.

4. Proses Curing (Pemanasan Awal)

Film dengan bubuk lem tersebut kemudian dipanaskan menggunakan oven curing atau heat press dengan suhu sekitar 120–160°C selama 2–5 menit. Tujuannya untuk mengeringkan tinta dan melelehkan powder agar siap ditransfer ke kain.

5. Transfer ke Kain

Langkah selanjutnya adalah menempatkan film ke atas kain target, lalu menekannya dengan mesin heat press pada suhu 150–165°C selama 15–20 detik. Setelah film dingin, lembaran film dilepas secara perlahan, meninggalkan desain yang telah tertempel di kain.

6. Finishing Press (Opsional)

Untuk hasil lebih tahan lama dan permukaan lebih halus, dilakukan pressing ulang selama 5–10 detik dengan kertas Teflon di atas desain.

Share:

More Posts

Scroll to Top